Bagi pengguna PC/Laptop, langsung saja baca di blog aslinya. Klik di sini
Esoknya, 27 Juli 2009, pukul 8:00 MST, aku sudah siap. Ku ambil tas ranselku, dan menuju elevator (atau yang biasa orang Indonesia sebut dengan "lift", padahal "lift" kan kata kerja.). Dari lantai 12, elevator bergerak turun menuju lobi, lantai 1. Pintu elevator terbuka, dan aku melihat Shawn sudah menungguku di lobby. Kita pun beranjak dari McIntyre Hall menuju Cheney International Center.
Hari sangat cerah, matahari bersinar terik. Saat itu memang sedang summer, dan bertepatan dengan Summer Break, dimana mahasiswa UW (University of Wyoming) sedang menikmati liburan panjangnya, dari Mei hingga Agustus. Hari memang cerah, tapi kulitku merasakan hal yang berlawanan.
"Loh kok dingin banget? Tadi kulihat dari jendela kamar mataharinya bersinar terik, aku pikir panas. Kok dingin gini? Padahal summer, gimana winternya...?"
Setelah keliling-keliling kampus ngurus ini-itu, aku dikenalkan oleh Shawn dengan teman-temanku yang seprogram. Mereka adalah Liu Xue dari RRC, Lal Ram Hngak dari Myanmar, dan Anan Bouapha dari Laos. Sebenarnya masih ada Raul dari Venezuela dan Emmanuel dari Filipina. Tapi Raul bakal datang (aduh, gimana sih bahasa Indonesianya "would come", ceritanya "akan" tapi udah lampau. Kadang-kadang susah juga kalo gak ada tenses) di bulan Agustus 2009 dan Emmanuel bakal datang di Spring Semester, Januari 2010. Mereka berdua mendapat program satu semester.
Tes Bahasa Inggris pun dimulai. Mirip kaya TOEFL PBT. Ada reading, grammar, dan juga listening. Singkat cerita, aku selesai mengerjakan tes.
Selepas mengerjakan tes, kami berempat get mingle dengan baik. Tak lama kami bisa menjadi akrab. Makan siang bersama, dan pulang ke asrama bersama. Dan aku pun tersadar kalau salah satu dari temanku itu seorang gay (Hah...?!). He confessed before my face! Ya sudah lah, it doesn't matter. Interesting juga sih, pengalaman pertama memilik seorang teman yang homosexual.
Esok harinya, kami sudah berada di kelas tempat belajar Bahasa Inggris. Saat itu juga diumumkan hasil test kemarin. Alhasil, berdasarkan hasil tesku, aku ditempatkan di Advance Class.
"Alhamdulillah, lumayan lah.", ucapku dalam hati.
Pembagian kelas dimulai. Satu hal yang bikin kaget. Aku melihat seorang wanita berparas timur tengah yang mengenakan jilbab. Kalau di Indonesia sih biasa-biasa aja liat cewek berjilbab. Tapi setelah di USA, liat beginian rasanya bahagia banget. Kusamperin dia.
"Excuse me, are you a Muslim?", tanyaku
"Yes..."
"Do you know where the nearest Masjid here?"
"Yes, my friends can show you where it is. Are you a Muslim?"
"Alhamdulillah, I am. By the way, where do you come from?"
"Arab Saudi"
"Wow..."
Dan tiba-tiba, seorang laki-laki ras arab datang.
"He is a Muslim, too", kata wanita berjilbab itu.
"Are you a Muslim?", pria arab itu mencoba membuka pembicaraan.
"Alhamdulillah, brother"
"Where do you come from?"
"Indonesia. A country with the largest Muslims population in the world"
"Oh, Apa kabar?"
"Eh? Alhamdulillah baik. Do you speak Indonesian?"
"No, I only know those words. Because I've been in Indonesia"
"That's awesome..."
Setalah ngomong ngalor ngidul, kelas dimulai. Aku makin kaget setelah masuk kelas. Kelasku didominasi ras arab. Ada yang dari Arab Saudi, ada juga dari Libya. What does it mean? It means my class is dominated by Muslims. Terus? Terus ya berarti shalat jumatnya gampang, hehehe... Dan memang, alhamdulillah, mereka bersedia mengantarku dengan mobil untuk menunaikan shalat jumat di Laramie Islamic Center. Hingga sekarang! Tak kusangka, di Wyoming, state dengan populasi terendah di USA (bahkan lebih rendah ketimbang Alaska), aku menemukan banyak saudara Muslim di sini. Alhamdulillah...
Di depan salah satu plaza di kampus UW
Di Elitch Garden, Dufannya Denver, Colorado. Aku ambil foto ini dari wahana "kincir angin" (maaf, gak tau namanya)
Kelas Bahasa Inggrisku berjalan dengan sangat menyenangkan. Walaupun banyak tugas, tapi, alhamdulillah, aku bisa menyelesaikannya dengan baik. Lha wong sebagian materinya kaya materi anak SMA, hehehe...
Tak hanya itu, kita banyak acara jalan-jalanya. Ke Denver, Snowy Range, Vedauwoo, dan lain-lain. Bulan pertamaku di USA sangat menyenangkan. Hidup bagaikan aliran sungai yang tenang, semua hal baru terasa indah, tanpa beban. Ahhh...
Di samping sebuah danau di Snowy Range
Tahu gak? Snowy Range tetep berasa sangat dingin sekalipu saat Summer. Aku harus endure dinginnya Snowy Range untuk bisa berpose seperti itu.
Namun hal itu hanya sebulan. Begitu Fall semester dimulai, kurasakan bahwa hidupku tak lagi senikmat bulan pertama. Apalagi Ramadhan, bulan yang penuh kemuliaan datang sebelum kuliahku di UW dimulai. Ujiannya makin berat.
Bagaimanakah Ramadhanku di USA? Tunggu kisah selanjutnya... :D
4 Response to First Month in USA
Nice...posting. Ditunggu kelanjutannya!!!!
Soal berjilbab...aku baru ngerasain gmn beratnya beban berjilbab setelah di US.
@ Mbak Murtafiah: Temenku sempet menghiburku, "Semakin berat ujian, makin sayang Allah sama kamu, Go".
Blognya Yuga dah ganti nih sekarang, pake domains endiri lagi, keren2
nitip lapak tugas kuliah gan, kunjungi+comment yak :)
ada foto2 lucu disini...cekidot!!!
tugas besar mata kuliah "information retrieval" 0910-2 site:wordpress.com http://fotobercerita.wordpress.com/
@ Foto Bercerita (Wah nranslit Photo Story neh)
Dah, aku komen blog-mu... Geje bet dah, buahahahaha...
Post a Comment
I'll be glad if you leave a comment below. But, please don't spam my blog. Any comments containing spams, porn matters, harassment, and insulting words will be deleted from Luka Angin.