Friday, May 6, 2011

Yellowstone Trip

Categories: ,

Bismillahirrahmanirrahim. Sambil melepas kepenatan, mungkin lebih asyik bila mengisi waktu luang untuk meng-update blog. Sekalian berbagi pengalaman. Yups, cerita yang saya tuliskan mungkin sudah basi, udah hampir 2 tahun yang lalu gitu lho. But it's OK. Emangnya mau cerita tentang apa? Sebenernya banyak, Yellowstone Trip, Backpacking in NYC, Mt. Rushmore trip, dan lain-lain. Tapi satu-satu aja dulu deh, yaitu my first trip in USA, Yellowstone Trip.

Frankly, ini bukan beneran trip pertama. Kalau trip pertama di USA, itu trip yang diadakan ELS. Seperti jalan-jalan di Elitch Garden Amusement Park ("Dufan"nya Denver), Vaedawoo (sumprit, namanya susah, saya harus googling bermenit-menit untuk mengembalikan ingatan saya), snowy range, tapi itu deket dan durasinya gak lama. Jadi gak banyak yang diceritain. Tapi bolehlah nanti sedikit saya share gambar-gambarnya. Biar pada ngiler semua, wakakakakak...

Trip ini diadakan oleh University of Wyoming untuk mahasiswa internasional. Mungkin cuma yang pertama kali ke Wyoming. Tapi gak tahu gak semua anak internasional diundang, yang jelas anak-anak Fulbright diundang (diajak maksudnya). Tahukah berapa kami harus bayar untuk ikutan trip ini? USD 200. Yup, segitu untuk 3 hari trip. Duit segitu lumayan buat mahasiswa Indonesia macam saya. Padahal jalan-jalan ke Yellowstone sudah aku impi-impikan semenjak masih di Indonesia. Apalagi Wyoming memang terkenal akan wild nature-nya. Kalo ngomongin alam liar di USA, Wyoming lah tempatnya. Aku berpikir, ikutan enggak yah? Pengin ikut, tapi kok mahal banget. Haduuuh...

Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Kata akademik advisor saya, biayanya ditanggung oleh World Learning, organisasi yang mengatur beasiswaku. Yoohooo... Saya senang bukan kepalang. Jalan-jalan gretongan lagi. Dan satu hal lagi, yang dapat gretongan cuma anak-anak Fulbright. Teman-teman yang lain tetep kudu merogoh koceknya sebesar USD 200. Dan itu tidak termasuk makan lho ya. Tapi kayaknya sih ini akal-akalan aja sampai World Learning mau mbayarin kami. Pasalnya, kami gak ada notifikasi dari staf World Learning. Soalnya, biasanya mereka tuh sangat rapi dalam hal pendokumentasian. Termasuk dokumentasi kemana saja saya selama di USA. Tahu enggak? Biaya yang USD 200 itu gak dibayar langsung, tapi dimasukkan dalam tuiton fee. Jadi pas jatuh tempo, biaya SPP-nya nambah USD 200. Nah, surat tagihannya itu yang dibayarkan ke World Learning. Dengan surat itu, World Learning akan membayarnya tanpa banyak protes. Setau saya, dalam tagihannya gak ada rincian detail SPP-nya. That's why aku curiga kalau WOrld Learning itu gak tahu kalau saya dan anak-anak Fulbright lainnya jalan-jalan pake duit mereka. Gak tau juga denk, hehehe... Hanya asumsi tanpa bukti, jadi lupakan saja, wakakakakkak...

Nah, sebenernya trip ini diadakan dalam dua gelombang, gelombang 1 dan gelombang 2. Saya penginnya yang gelombang 1, biar bareng-bareng ama temen-temen yang seprogram. Tapi sayangnya bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, jadi ya mau gak mau saya ambil yang gelombang 2. Anyway, setelah sharing dengan teman-teman, ternyata aku berkesimpulan bahwa gelombang 2 lebih menyenangkan. Kenapa? Karena jumlah anaknya lebih sedikit sehingga lebih rapi. Bayangkan saja, pada gelombang 1, satu bungalow (serius, ini bungalow) diisi 6 orang. Pas gelombang 2, cuma ada 4 dalam satu bungalow. Wakakakak... Idul Fitri membawa berkah...

Hari Pertama

Jumat pagi jam 6, saya sudah ditelpon Kelly untuk segera berangkat. Yupz, saya segera bersiap, keluar kamar, dan turun ke lobby di lantai satu asrama Downey. Begitu pintu lift terbuka, Kelly sudah ada di lobby. Wah, saya dijemput, wakakakak...

Saya masuk ke Van yang dibawa si Kelly. Wah, penuh. Penuh dengan anak-anak dari Germany. Waaaa... Saya kecil sendiri donk... Dan anak-anaknya itu lho... Gak Indonesia banget (ya iya lah). Gimana ya ngejelasinnya? Pokoknya berbau hedon lah, hehehe...

Sebelum berangkat kami kumpul dulu di depan Union Plaza. Biar bareng ama Van yang ke dua. Eh, supir dari van ke dua ini orang peranakan USA-Swiss yang bisa ngomong Bahasa Indonesia. Jiah... Asik juga, hahaha... Namanya Ben, dulu SMP nya di Indonesia. Jadi lumayanlah Bahasa Indonesianya, walau kadang-kadang aku harus mengkoreksi Bahasa Indonesianya. Tapi sebagai balasannya, dia harus mengoreksi Bahasa Inggris saya. Yes... Bisa sharing sekaligus belajar. Dan juga bisa ngomongin orang pake Bahasa Indonesia, jadi gak perlu bisik-bisik. Kan cuma kita berdua yang ngerti Bahasa Indonesia, hahaha... :EvilLaugh:

O ya, akhirnya saya pindah ke Van yang dibawa Ben. So, dalam mobil itu ada si Supir, satu orang Indonesia (saya), 4 orang dari China, 1 dari Korea Selatan, 1 dari Australia, dan satu dari Inggris. Lebih nyaman dari Van sebelumnya, hehehehe...

Selama perjalanan saya menikmati pemandang Wyoming. Padang rumput terbentang luas, sesekali nampak beberapa ekor antelope yang merumput. Bersih. Kadang-kadang kami berhenti untuk sekedar foto-foto. Wah eksotis, serasa di luar negeri (Lha kan emang di luar negeri, gimana sih?). Bahkan saya sempatkan berfoto-foto di dekat situs kebaran hutan.Kadang-kadang terlihat helikopter yang mondar-mandir membawa bom air.

Salah satu daerah tandus di Wyoming

Tahu tidak, kami sempat terjebak macet. Gara-gara jalannya lagi diperbaiki, plus diperparah dengan kebakaran hutan. Dan akhirnya, setelah 7 jam perjalanan, sampailah saya di sebuah kota kecil tempat kami bermalam, Jackson. Sumpah, kotanya indah banget. Bernuansa western, it's so cowboy, buddy! Dan bersiiiih banget ini kota. Di tambah dengan bukit-bukit kecil nan hijau. Hwaaaa.... Indah....

Kebakaran hutan yang berhasil aku capture

Menjelang senja kami check-in di sebuah bungalow di kota imut ini. Isinya ada 2 kasur ukuran queen, kamar mandi (shower dan bath tub), dapur, tempat laundry, balkon, yah asik lah. Saya sekamar sama 3 cowok China. Wah saya paling ganteng deh sekamar, wakakakakak. Setelah mandi, kami mencari makan malam. Kami memtuskan makan malam di Thailand Restaurant. Akhirnya, bisa menikmati makanan Asia. Jujur aja, makanan Amrik rasanya hambar...

Jackson in the evening

Ternyata, ini restauran gak menerima debit card. Maunya bayar tunai, cash. Akhirnya saya harus putar-putar cari ATM. Argh... Susah amat cari ATM di kota kecil ini. Tapi untungnya si cewek KorSel ini nemenin aku cari ATM. Ya lumayanlah ada temen ngobrol. Ehem-ehem... Suit-suiit... (Apa sih...?)


Hari Kedua

Yosh, kami meluncur ke Yellowstone National Park. Lagi-lagi, selama perjalan kami berhenti untu sekedar bernasis-narsis ria. Tapi emang sih, pemandanganya asik banget. Tak jarang kami melihat bison-bison beriringan di tepi jalan.

Sungainya bersih, lho.

Singkat cerita, sampailah kami di Yellowstone National Park yang melegenda akan geysernya. Rombongan kami digabung dengan rombongan dari sebuah college di Wyoming. Mereka sih study tour bersama profesornya. Lah kami jadi ikut-ikutan kuliah sama mereka. Tapi jadi nambah pengetahuan juga sih.

Ini dia, si bison (Americans call it "buffalo") yang terkenal agresif dan pemarah


Jalan sana, jalan sini. Naik turun. Beugh, lama-lama capek juga nih. Hebatnya, si profesor tua ini tetep semangat. Salut deh... O ya, selama "kuliah", ada couple yang kerjaannya ciumaaaaan mulu. Hih... Saya mbatin, "Woy, dengerin tuh profesor lu. Malah ciuman mulu" (Sebel apa sirik? Wkwkwkwk...)

Salah satu geyser (ini yang terbesar) di Yellowstone. Bisa menyembur sampai puluhan kaki

"Kuliah" selesai, kami berpisah. Kami menuju situs-situs lain.

Finally, kami mencukupkan sesi jalan-jalan hari itu, dan bermalam di sebuah hotel di kawasan hutan wista Yellowstone. Kali ini satu kamar cuma dua orang. Saya sekamar dengan si Ben. Masuk, mandi, tidur.

Salah satu sudut cantik Yellowstone. Daun-daun yang menguning di musim gugur tampak indah.


Hari Ketiga

Saya bangun awal, si bule masih tidur di kasurnya. Kenapa bangun awal? Ya biar bisa shalat shubuh lah. Dan sayangnya saya gak bawa kompas. Wah, akhirnya pakai perasaan untuk menentukan kiblat. Abis shalat, trus mandi, setelah wangi keluar kamar untuk menghirup udara segar.

"Wah banyak kabut", kubuka pintu dan kuhirup udara sedalam-dalamnya. "Buohok.. ohok... ohok..." Beugh, bukan kabut. Tapi asap! Saya lupa kalau hutannya lagi kebakaran. Yah, batal deh acara menghirup udara segar.

Snake River dengan latar Grand Teton


Next destinationnya adalah sebuah situs dengan sebuah air terjun. Kali ini tempatnya dingin. Lagi-lagi masalah kebersihan di sini membuat saya kagum. Coba Indonesia bisa sebersih ini. Ckckckck...

Ini dia air terjunnya

Kemudian kita menuju ke Jackson Hole. Ini sebuah daerah berbukit. Kenapa "Hole"? Kenapa ya? Mungkin karena daerah ini dikelilingi bukit, jadi kalo dilihat dari atas seperti lubang. Mungkin lho ya. Ngapain kami kesana? Kami mendaki sebuah bukit. Jalan? Enggak, kita pake kereta gantung.

Di salah satu puncak di Jackson Hole


Sampailah kami di puncak. Alamak, anginnya kuencenggg... Dingin... Tapi dari sini kita bisa menikmati pemandangan alam Wyoming yang eksotis.

Are you dare to pose like I did? Hahaha... :D


Watunya pulang. Kami diberikan 2 pilihan untuk situs terakhir, Museum atau Hot Spring. Serentak kami menjawab "Hot Spriiiing...!". Singkat cerita sampailah kami ke sana. Wah, letaknya di tengah hutan. Serem juga kalau kemalaman di sini. Kali aja kepergok brown bear, atau Grizzly, atau dikejar-kejar rombongan bison.

Untungnya aku bawa celana renang. Jadi tinggal pakai. Dan akhirnya kami byar-byur di kolam air panas. "Byar byur"? Emang mandi di kampung, wakakakakak... Dan asiknya, si cewek-cewek Jerman ini juga ikutan berendam dengan swimsuit mereka. Wew *__*

Time was out. Saatnya berkemas. Tiba-tiba muncul pertanyaan, ini gimana ganti bajunya? Yang ada ruang ganti yang mirip gudang tempat saya ganti baju sebelum berendam. Tak ada bilik-bilik kecil untuk ganti pakaian. It means, saya harus telanjang bareng-bareng mereka. Gosh. Pas teman-teman saya masuk, dengan santainya mereka mempreteli baju mereka, sambil ngobrol dan membentuk lingkaran. Kyaaaa... Mereka bugil semua. Santai banget lah pokoknya meskipun their dicks could be seen by everyone in the room.

Untung saja, lampu di ruangan tersebut mati, jadi ada beberapa tempat yang gelap. Terutama yang di pojok-pojok. Aha...! Saya menuju ke pojok, dan dengan secepat kilat saya berganti celana. Ketika sudah mengenakan underwear, saya nggabung ke lingkaran itu. Biar gak dikira freak. Wah, I could see many size, shape, and the "hair style", hahahaha... Yang kecil pasti punya si China neh. Setelah dilihat wajah yang punyanya, o iya benar. Itu punya si China. Jiakakakakakak... Sudah-sudah, malah ngomongin dick orang, wkwkwkwk....

Yosh, pulang deh. Saya nyampe asrama Downey jam 3 pagi. Temen sekamarku, Jake, si Bule dari Jackson (Eh, gimana kabarnya tuh orang yah? Dia gak punya FB sih...), masih tertidur di ranjangnya dengan hanya mengenakan celana dalam dan berbalut selimut. Dan jam 8 pagi saya ada kuliah Macroeconomics. Yeah... What a life...

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

2 Response to Yellowstone Trip

firna sofianti thamrin
May 21, 2011 at 11:42 AM

nice trip.....kebetulan aku lagi ada tugas kuliah menelaah TN. Yellowstone as ecotourism....thanks ya sudah nulis pengalaman anda so bisa menambah inspirasi aku dlm nulis tugas....

May 29, 2011 at 9:05 AM

@ Firna
Thanks juga sudah mau baca :D

Post a Comment

I'll be glad if you leave a comment below. But, please don't spam my blog. Any comments containing spams, porn matters, harassment, and insulting words will be deleted from Luka Angin.