Terasa biasa di awal jumpa, namun kini tak lekang dari ingatan
Panasnya bara membakar sejuta rasa, didihkan tungku tak berpasak
Kau pancarkan aura yang tak biasa, yang membuatku merasa sesak
Ingin hatimu aku rengkuh
Namun membuatku rapuh
Genderang rindu ku tabuh
Bayangmu kian menjauh
Kini ku telusuri liku jalanan sepi, termenung menunggu sang pagi
Dalam rinduku yang tak bertepi, ku resah kemana engkau pergi
Bintang serumpun di langit tak berbatas, tampak merekah bayang semu
Sekarang pesanku pun tak kau balas, tak berartikah diri ini bagimu?
Demi mata yang tak bisa kutatap
Dalam bias luka ku meratap
Dalam sepi aku tersekap
Ku ingin kau hadir walau sekejap
Waktu jua 'kan ku tempuh, berjalan penuh dengan tanya
dalam doa ku bersimpuh, oh Tuhan aku menginginkannya
Dihempas angin seteguh jati, tiada menyapa pada jiwa yang membeku
Aku tetap yakin sepenuh hati, Tuhan tahu siapa yang terbaik untukku
Oh, Tuhan tolonglah hamba
Aku tak bisa berhenti memikirkannya
Oh, Tuhan kuatkan hamba
Bila ternyata aku tak bisa memilikinya
-----
By: Yugo Ananda
No Response to "Syair Rindu"
Post a Comment
I'll be glad if you leave a comment below. But, please don't spam my blog. Any comments containing spams, porn matters, harassment, and insulting words will be deleted from Luka Angin.